17 Mitos dan Fakta Seputar Alat Kontrasepsi

taukah-anda.com - Kehamilan yang baik adalah kehamilan yang diinginkan dan direncanakan. Kontrasepsi merupakan salah satu dari sekian banyak metode untuk merencanakan kehamilan yang Ibu dan Suami inginkan. Kontrasepsi dapat memungkinan Ibu memilih kapan untuk hamil.
Banyak pandangan yang keliru di masyarakat mengenai hubungan seksual dan kontrasepsi dan fungsi kontrasepsi sebagai solusi perencanaan kehamilan.
Alat kontrasepsi bertujuan untuk mencegah kehamilan tidak direncanakan pada pasangan suami istri. Namun sayangnya banyak masyarakat yang termakan mitos keliru sehingga tak menggunakan alat kontrasepsi.
Akibatnya pertumbuhan penduduk melonjak cukup cepat. Hal inilah yang coba diluruskan oleh DKT Indonesia, organisasi yang didirikan untuk meningkatkan akses Keluarga Berencana dan pencegahan HIV/AIDS.
Pengertian Kontrasepsi dan Kegunaannya
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang menyebabkan kehamilan. Kontrasepsi adalah metode menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan dimana kondisi Ibu tidak memungkinkan karena sakit, atau ingin perencanaan yang lebih matang terkait waktu kelahiran si Kecil.
Terdapat beberada jenis kontrasepsi, yaitu:
- Kontrasepsi alamiah (pantang berkala, coitus interuptus)
- Kontrasepsi yang mengandung hormonal (pil, suntik dan implant), dan kontrasepsi non-hormonal (IUD, Kondom)
- Kontrasepsi permanen (tubektomi, vasektomi)
Metode kontrasepsi memungkinkan Ibu untuk memilih kapan dan apakah Ibu siap untuk memiliki keturunan. Namun, tidak semua kontrasepsi dapat melindungi Ibu dari infeksi menular seksual (IMS). Terdapat sekitar 15 metode kontrasepsi yang dapat Ibu pilih sesuai kondisi dan preferensi kenyamanan Ibu.
Metode kontraspesi seperti kondom adalah salah satu bentuk kontrasepsi yang membantu perlindungan terhadap IMS dan juga kehamilan. Sebaiknya, Ibu menggunakan kondom untuk melindungi kesehatan seksual Ibu dan suami. Sedangkan jenis kontrasepsi yang lain dapat Ibu gunakan untuk mencegah kehamilan.

Mitos tentang hubungan seksual dan kontrasepsi
Ada beberapa metode kontrasepsi yang efektif dalam mencegah kehamilan. Namun banyak juga mitos atau informasi yang salah tentang hubungan seksual dan pengunaan kontrasepsi. Berikut beberapa mitos yang umum beredar di masyarakat dan fakta dibaliknya.
1. Ejakulasi di Luar Hindari Kehamilan
Faktanya, menarik keluar penis sebelum ejakulasi dikenal sebagai metode penarikan, dan bukan salah satu metode yang mudah untuk kontrasepsi. Pasalnya, beberapa cairan ejakulasi (cairan yang berisi sperma) kemungkinan akan dikeluarkan sebelum pria itu benar-benar mencapai klimaks, sel sperma bisa keluar bersamaan dengan air mani sebelum sesi ejakulasi dimulai. Sehingga, cara ini dianggap tidak efektif karena kemungkinan hamil masih sangat besar. Dengan kata lain, penggunaan kondom sangatlah disarankan
2. Berhubungan saat Menstuasi Tidak Akan Hamil?
Sejumlah wanita percaya, masa menstruasi adalah masa paling aman untuk bercinta karena tidak ada sel telur yang siap dibuahi selama periode ini. Namun, sperma dapat hidup dalam rahim selama beberapa hari setelah berhubungan seksual. Jadi, jika tubuh berovulasi lebih awal setelah menstruasi dan sel sperma masih hidup, kehamilan sangat mungkin terjadi.
3. Pil Kontrasepsi Turunkan Fertilitas Wanita
Banyak yang percaya bahwa penggunaan pil kontrasepsi dapat menurunkan tingkat fertilitas wanita meski setelah menghentikan pemakaian. Faktanya Metode pil kontrasepsi merupakan metode kontrasepsi yang reversibel dan tingkat fertilitas dapat kembali seperti semula segera setelah penghentian pil. Beberapa jenis kontrasepsi memang mempengaruhi hormon yang berkaitan dengan kesuburan, seperti KB suntik. Setelah melakukan KB jenis suntik, umumnya wanita membutuhkan waktu 12-18 bulan agar hormon kembali normal. Setelah jangka waktu tersebut, kesuburan wanita benar-benar akan kembali seperti sediakala. Untuk pilihan KB yang tak mempengaruhi hormon, Anda bisa menggunakan jenis IUD atau dikenal dengan nama KB spiral. Jenis KB ini sama sekali tak pengaruhi hormon, sehingga wanita bisa langsung merencanakan kehamilan usai melepas KB spiral yang dipasang di rahim
4. Pil KB dan KB Suntik Sebabkan Kanker?
Ada juga yang berpandagan bahwa Pil Kontrasepsi dapat menyebabkan kanker. Faktanya Pil kontrasepsi memiliki sifat protektif terhadap kanker endometrium dan kanker ovarium, dengan demikian berarti bahwa pil kontrasepsi kombinasi mengurangi risiko terjadinya kanker pada wanita yang menggunakan metode tersebut. Pil kontrasepsi dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan ovarium sampai 50% dan efek berlanjut sampai 15 tahun setelah penghentian pil. Pil kontrasepsi juga dapat menurunkan risiko kista ovarium fungsional dan tumor jinak ovarium. Sebagai tambahan, pil kontrasepsi juga dapat menurunkan angka kejadian kanker kolorekta
5. Pil Kontrasepsi Tingkatkan Berat Badan / Bikin Gemuk
Kedua jenis KB ini memang mempengaruhi hormon dan sebagian wanita memang berpotensi menjadi gemuk akibat perubahan hormonal tersebut. Namun, kegemukan bukan semata-mata karena pengaruh kontrasepsi, melainkan pilihan gaya hidup. Cukup banyak wanita yang menjalani KB hormonal yang memiliki tubuh langsing karena menjadi diet yang sehat. Pil kontrasepsi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan berat badan, namun penggunaan metode ini TIDAK disarankan pada wanita dengan indeks massa tubuh > 40 kg/m2
6. Tidak Akan Hamil saat Pertama Kali
Jika sel telur bertemu dengan sel sperma, maka hal ini menimbulkan kemungkinan kehamilan. Tidak peduli ini kali pertama anda bercinta atau bukan
7. Menyusui Bisa Cegah Kehamilan
Sama seperti ejakulasi di luar vagina, menyusui juga tidak bisa dikatakan sebagai kontrasepsi alami. Penelitian menyebut, banyak kehamilan yang tidak direncanakan yang terjadi dalam beberapa bulan pertama setelah melahirkan. Wanita menyusui kemungkinan tidak hamil jika menyusui secara ekslusif, umur bayi kurang dari enam bulan dan belum mengalami menstruasi. Menyusui cenderung menunda masa ovulasi, namun, hal ini bukan jaminan. Ovulasi dapat terjadi bahkan ketika seorang wanita menyusui, jadi masih ada kemungkinan untuk Ibu menyusui untuk hamil kembali. Sebaiknya, Ibu menggunakan kontrasepsi jika ingin menghindari kehamilan
8. Penggunaan Morning After Pill
Untuk menghindari kehamilan tak terencana, morning pill atau pil kontrasepsi darurat (ECP) bisa diminum di pagi hari usai berhubungan intim tanpa kondom. Namun ECP bukanlah pil aborsi, sebab bila kehamilan telah terjadi, ECP tidak akan berfungsi. Namun, layaknya pil KB, ECP cukup efektif menunda kehamilan saat pembuahan belum terjadi.
9. Jeda Pemakaian Kontrasepsi
Ada yang menganggap perlu ada jeda untuk tubuh istirahat dari penggunaan kontrasepsi. Faktanya anggapan ini tidaklah tepat, karena jeda penggunaan kontrasepsi hanya perlu dilakukan jika sudah siap hamil.

10. Pil Darurat Jadi Reguler?
Ada juga yang menganggap Pil kontrasepsi darurat bisa digunakan sebagai alat keluarga berencana yang reguler. Faktanya Pil ini hanya berguna untuk digunakan dalam kondisi darurat. Seperti tidak menggunakan alat pengaman saat sanggama atau bocor, serta lupa minum pil atau suntik. Jika tidak dalam keadaan darurat, disarankan menggunakan metode kontrasepsi reguler.
11. Wanita yang belum memiliki anak tidak boleh pakai KB
Sebelum memiliki anak, wanita memang tidak begitu disarankan untuk mengambil KB yang mempengaruhi hormon. Namun, bila ingin menunda untuk memiliki anak, KB jenis IUD memiliki efektivitas tinggi dan tak mempengaruhi kesuburan. Jenis KB lain yang dinilai tak begitu mempengaruhi hormon adalah KB implan. Namun konsultasikan lebih dahulu dengan dokter untuk mendapat jenis KB terbaik sesuai dengan kebutuhan.
12. Tidak bisa hamil jika tidak mengalami orgasme
Kehamilan terjadi bila sperma dari pria membuahi telur dari wanita. Tidak perlu bagi seorang wanita mencapai orgasme untuk dapat hamil. Seorang wanita pada usia subur biasanya melepaskan telur setiap bulan sebagai bagian dari siklus menstruasinya yang teratur (ovulasi)
13. Tidak hamil jika mencuci vagina, mandi atau buang air kecil setelah berhubungan seks
Mencuci vagina atau douching, mandi bahkan buang air kecil adalah bukan merupakan metode kontrasepsi yang efektif. Setelah ejakulasi, sperma akan memasuki serviks atau rahim dan berada di luar jangkauan dari cairan pencuci vagina, bahkan berada disaluran yang berbeda dengan saluran untuk buang air kecil.
14. Tidak perlu kontrasepsi karena melakukan hubungan seks selama waktu "aman". Ibu hanya subur satu hari dalam sebulan
Mitos seperti ini kemungkinan besar muncul dari kurangnya pemahaman dari siklus menstruasi. Ada empat hormon utama (bahan kimia yang merangsang atau mengatur aktivitas sel-sel atau organ) yang terlibat dalam siklus menstruasi: follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), estrogen, dan progesterone. Keseimbangan hormon ini mengatur ovulasi, dan jika telur tidak dibuahi, menstruasi akan terjadi. Sebagian besar siklus wanita yang kurang teratur sering terjadi akibat keseimbangan hormon yang terganggu oleh berbagai faktor, termasuk usia, berat badan, stres, obat-obatan, dan lain-lain. Oleh karena itu, penentuan waktu ovulasi dan memprediksi saat "aman" bisa menjadi sulit. Pasangan yang telah sukses dengan metode ritme kontrasepsi harus berhati-hati memantau siklus menstruasi perempuan dan mengevaluasi gejala ovulasi, serta faktor-faktor eksternal lainnya
15. Tidak akan hamil jika melakukan hubungan seks sambil berdiri atau jika saya di atas
Beberapa orang percaya bahwa berhubungan seks dalam posisi tertentu, seperti berdiri, akan memaksa sperma keluar dari vagina wanita. Sebenarnya, posisi berhubungan seks tidak memiliki hubungan dengan terjadinya pembuahan. Ketika seorang pria berejakulasi, sperma akan disimpan baik di dalam vagina. Sperma akan secara alami mulai bergerak ke atas melalui saluran serviks segera setelah ejakulasi terjadi.
16. Anda dapat menggunakan bungkus plastik atau balon jika Anda tidak memiliki kondom
Bungkus plastik dan balon tidak baik untuk digunakan sebagai kondom. Mereka tidak dapat terpasang dengan baik dan mudah robek saat berhubungan seks. Kondom dibuat secara khusus untuk dipakai, memberi perlindungan yang baik, dan diuji secara menyeluruh untuk efektivitas maksimum saat berhubungan seks.
17. Pil akan segera efektif setelah Anda mulai meminumnya
Pada beberapa wanita, satu siklus menstruasi lengkap memerlukan hormon dalam pil (kontrasepsi oral) untuk bekerja dengan hormon alami wanita agar mencegah ovulasi. Beberapa dokter menyarankan menggunakan metode back-up atau cadangan dari kontrasepsi selama bulan pertama minum pil.
Pastikan Ibu memilih konteasepsi yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Ibu. Konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis terkait terkait pemilihan kontrasepsi yang cocok dengan kebutuhan dan kondisi Ibu. Selain itu, persiapkan kehamilan dengan baik agar Ibu dan Suami dapat lebih teliti mengatur segala sesuatu terkait kehadiran si Kecil dalam keluarga.
Sumber : dirangkum dari berbagai sumber
Post a Comment for "17 Mitos dan Fakta Seputar Alat Kontrasepsi"